Terjemahan Kitab Fathul Qorib, Safinatun Najah, Jurumiyah, Fathul Muin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad, Al Bidayah Wan Nihayah, Sulam Taufiq, Syamsul Maarif, Tafsir Jalalain, Irsyadul Ibad, Uqudulujain dll

Kitab Riyadhus Shalihin Tentang Kejujuran


Kitab Riyadhus Sholihin tentang kejujuran ini bisa Anda buka pada halaman 42-44 dalam kitab aslinya yang mempunyai judul كتاب الصدق.

Allah Ta'ala berfirman dalam Surat At Taubah 119 :

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ  

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar."

Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Al Ahzab ayat 35 :

 والصَّادِقِينَ  والصَّادِقات

"laki-laki yang benar dan perempuan yang benar"

Allah Ta'ala berfirman dalam Surat Muhammad ayat 21 :

فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ

"Dan andaikata mereka itu bersikap benar terhadap Allah, pastilah hal itu amat baik untuk mereka sendiri."

Adapun hadits-hadits tentang kejujuran atau kebenaran ini adalah :

Hadits pertama :

عن ابن مسعود رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، عن النَّبيّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ:  إنَّ الصِّدقَ يَهْدِي إِلَى البِرِّ، وإنَّ الْبِرَّ يَهدِي إِلَى الجَنَّةِ، وإنَّ الرَّجُلَ لَيَصدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقاً. وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكتَبَ عِنْدَ الله كَذَّاباً. مُتَّفَقٌ عليه

“Diterima dari Ibnu 'Abas radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam : Sesungguhnya kejujuran akan menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan akan menuntun ke surga. Jika seseorang selalu berbuat jujur, maka ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan akan menuntun kepada kedurhakaan, dan kedurhakaan itu menuntun ke neraka. Jika seseorang selalu bohong, maka ia akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang pembohong.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ke dua :

عَنْ أَبِي محمد الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ بن ابي طالب رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قال حَفِظْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لَا يَرِيبُكَ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ ، وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ. رواه الترمذي

Dari Abi Muhammad Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Aku pernah menghafal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Tinggalkan apa yang meragukanmu dan lakukan yang tidak meragukan. Sesungguhnya kejujuran itu merupakan ketenangan, sedangkan kedustaan merupakan keraguan.”
(HR.At-Tirmidzi dan dia mengatakan hasan shahih) 

Hadits ke tiga :

عن أبي سفيان صخر بن حرب رَضِيَ اللهُ عَنْهُ في حديثه الطويل  في قِصّةِ هِرَقْلَ  قال هرقل: فماذا يأمركم يعني النبي صلى الله عليه وسلم قال أبو سفيان قلت يقول اعبدوا الله وحده لا تشركوا به شيئاً واتركوا ما يقول آباؤكم ويأمرنا بالصلاة والصدق والعفاف والصلة. متفق عليه

Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb radhiyallahu ‘anhu dalam haditsnya yang panjang dalam menguraikan cerita Raja Hercules. Hercules berkata: "Maka apakah yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Abu Sufyan berkata: "Saya lalu menjawab: "Nabi berkata: "Sembahlah Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, bersikap benar, menahan diri dari keharaman serta mempererat kekeluargaan."
(Muttafaq 'alaih)

Hadits ke empat :

عن أبي ثابت، وقيل: أبي سعيد، وقيل: أبي الوليد، سهل ابن حُنَيْفٍ وَهُوَ بدريٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أنَّ النَّبيّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ: مَنْ سَأَلَ الله تَعَالَى الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ. رواه مسلم 

“Dari Abi Tsabit, menurut yang lainnya dari Abi Sa'id, menurut yang lainnya dari Abi Walid, Sahal bin Hunaif yakni Badri radhiyallahu 'anhu, sesungguhnya Nabi bersabda : Barangsiapa yang benar-benar memohon kepada Allah untuk mati syahid, niscaya Allah akan mengabulkan ke tingkat orang yang mati syahid walaupun ia mati di atas tempat tidurnya.” 
(HR. Muslim)

Hadits ke lima :

عن أبي هريرة ، رضي الله عنه ، قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏ "‏غزا نبي من الأنبياء صلوات الله وسلامه عليهم فقال لقومه‏:‏ لا يتبعني رجل ملك بضع امرأة‏.‏ وهو يريد أن يبني بها ولما يبن بها، ولا أحد بنى بيوتا لم يرفع سقوفها، ولا أحد اشترى غنما أو خلفات وهو ينتظر أولادها‏.‏ فغزا فدنا من القرية صلاة العصر أو قريباً من ذلك، فقال للشمس‏:‏ إنك مأمورة وأنا مأمور، اللهم احبسها علينا، فحبست حتى فتح الله عليه، فجمع الغنائم، فجائت -يعني النار- لتأكلها فلم تطعمها، فقال ‏:‏ إن فيكم غلولاً، فليبايعني من كل قبيلةٍ رجل، فلزقت يد رجل بيده فقال‏:‏ فيكم الغلول، فلتبايعني قبيلتك، فلزقت يد رجلين أو ثلاثة بيده فقال‏:‏ فيكم الغلول‏:‏ فجاؤوا برأس مثل رأس بقرة من الذهب، فوضعها فجاءت النار فأكلتها، فلم تحل الغنائم لأحد قبلنا، ثم أحل الله لنا الغنائم لما رأى ضعفنا وعجزنا فأحلها لنا‏". ‏متفق عليه

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Ada seorang Nabi dari golongan beberapa Nabi shalawatullahi wa salamuhu 'alaihim berperang, kemudian ia berkata kepada kaumnya: "Jangan mengikuti peperanganku ini, seorang lelaki yang memiliki kemaluan wanita - yakni baru kawin - dan ia hendak masuk tidur dengan isterinya itu, tetapi masih belum lagi masuk tidur dengannya, jangan pula mengikuti peperangan ini seorang yang membangun rumah dan belum lagi mengangkat atapnya - maksudnya belum selesai sampai rampung sama sekali, jangan pula seseorang yang membeli kambing atau unta yang sedang bunting tua yang ia menantikan kelahiran anak-anak ternaknya itu - yang dibelinya itu.
Nabi itu lalu berperang, kemudian mendekati sesuatu desa pada waktu shalat Asar atau sudah dekat dengan itu, kemudian ia berkata kepada matahari: "Sesungguhnya engkau - hai matahari - adalah diperintahkan - yakni berjalan mengikuti perintah Tuhan - dan sayapun juga diperintahkan - yakni berperang inipun mengikuti perintah Tuhan.
 Ya Allah, tahanlah jalan matahari itu di atas kita." Kemudian matahari itu tertahan jalannya sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut. Beliau mengumpulkan banyak harta rampasan. Kemudian datanglah, yang dimaksud datang adalah api, untuk makan harta rampasan tadi, tetapi ia tidak suka memakannya.
 Nabi itu berkata: "Sesungguhnya di kalangan engkau semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan, maka dari itu hendaklah berbai'at padaku - dengan jalan berjabatan tangan - dari setiap kabilah seseorang lelaki. Lalu ada seorang lelaki yang lekat tangannya itu dengan tangan Nabi tersebut.
Nabi itu lalu berkata lagi: "Nah, sesungguhnya di kalangan kabilah-mu itu ada yang menyembunyikan harta rampasan. Oleh sebab itu hendaklah seluruh orang dari kabilahmu itu memberikan pembai'atan padaku." Selanjutnya ada dua atau tiga orang yang tangannya itu lekat dengan tangan Nabi itu, lalu beliau berkata pula: "Di kalanganmu semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan."
Mereka lalu mendatangkan sebuah kepala sebesar kepala lembu yang terbuat dari emas - dan inilah benda yang disembunyikan, lalu diletakkanlah benda tersebut, kemudian datanglah api terus memakannya - semua harta rampasan.
Oleh sebab itu memang tidak halallah harta-harta rampasan itu untuk siapapun ummat sebelum kita, kemudian Allah menghalalkannya untuk kita harta-harta rampasan tersebut, di kala Allah mengetahui betapa kedhaifan serta kelemahan kita semua. Oleh sebab itu lalu Allah menghalalkannya untuk kita."
(Muttafaq 'alaih)

Hadits ke enam :

عن أبي خالد حَكيمِ بنِ حزامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  اسلم عام الفتح وابوه من سادة قريش جاهلية واسلاما ، قَالَ: قَالَ رسولُ الله صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: البَيِّعَانِ بالخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإنْ صَدَقا وَبيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِيْ بَيْعِهِمَا، وإنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بركَةُ بَيعِهِما. مُتَّفَقٌ عليه

“Dari Abi Khalid Hakim bin Hizam radhiyallahu 'anhu, masuk Islam pada tahun Fath, ayahnya dari pemimpin Quraisy masa jahiliyyah dan masa Islam, beliau berkata : Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda : Penjual dan pembeli diberi kesempatan memilih (berpikir) selagi mereka belum berpisah. Jika mereka jujur dan memberikan penjelasan (yang benar) mengenai barang yang dijualbelikan, mereka akan mendapat berkah dalam jual beli mereka. Namun jika mereka berbohong dan merahasiakan mengenai apa-apa yang harus diterangkan tentang barang yang dijualbelikan, akan terhapuslah keberkahannya.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Itulah beberapa hadits dari Kitab Riyadhus Shalihin tentang kejujuran atau kebenaran. Silahkan diteliti, jika ada yang salah mohon dikoreksi.

============================

LAGI PROMO

Nadzom Alfiyah Terjemah
Terjemah Talim Mutaalim
Terjemah Safinah
Terjemah Riyadush Sholihin
Terjemah Bidayatul Hidayah
==========================
Tag : kitab riyadhus shalihin
Back To Top