Terjemahan Kitab Fathul Qorib, Safinatun Najah, Jurumiyah, Fathul Muin, Bidayatul Hidayah, Nashoihul Ibad, Al Bidayah Wan Nihayah, Sulam Taufiq, Syamsul Maarif, Tafsir Jalalain, Irsyadul Ibad, Uqudulujain dll

Kitab Bidayatul Hidayah Bab Sholat


Untuk mengkaji Kitab Bidayatul Hidayah bab sholat, silahkan sambil dibuka matan Kitab Muroqi 'Ubudiyyah halaman 44, biar afdol.

(Adab Shalat)
Maka ketika engkau telah selesai membersihkan hadats dan membershkan kotoran yang terdapat di badan, pakaian, dan tempat sholat, dan telah menutup aurat dari pusar sam­pai lutut, maka berdirilah menghadap ke arah kiblat, dengan kedua kaki lurus tapi tidak dirapatkan, sedang­kan engkau berada dalam posisi tegak.

Lalu bacalah :

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ

guna terjaga dari setan yang terku­tuk.

Hadirkan hatimu ketika itu dan buanglah rasa was-was. Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat. Hendak­nya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhanmu de­ngan hati yang lalai dan dada yang penuh dengan waswas dunia beserta kejelekan syahwat.

Ketahuilah bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di da­lam dirimu dan melihat hatimu. Maka pastinya Allah hanya menerima sholatmu sesuai dengan kadar kekhusyuan, ketundukan, ketawaduanmu dan kerendahanmu.

Sembahlah Allah dalam sholatmu, seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya, sesung­guhnya Dia melihatmu. Jika hatimu tidak hadir dan ang­gota badanmu tidak bisa tenang, maka hal itu disebab­kan engkau kurang mengenal keagungan Allah Ta'ala.

Maka bayangkanlah, jika ada seorang saleh di antara keluargamu, yang melihatmu, bagaimana sholatmu, maka pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan anggota badanmu akan te­nang.

Lalu, coba kembali pada dirimu dan tanyakan : "Wahai jiwa yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Penciptaku dan Tu­anmu, ketika dilihat oleh seorang yang hina dari hamba-Nya, yang tak bisa memberikan bahaya atau manfaat pada­mu, anggota badanmu bisa khusyu dan sholatmu bisa bagus, sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu, tapi engkau tak takut pada keagungan-Nya, apakah Allah SWT lebih rendah dibandingkan hamba-Nya itu?"

Maka betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi dirimu itu! Obatilah hatimu dengan cara itu, mudah-mudahan ia hadir besertamu dalam sholatmu. Maka sesungguhnya, tak ada sholat buat engkau kecuali saat engkau tak lupa kepada-Nya. Adapun sholat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia lebih membutuhkan pada istigfar dan perenungan.

Manakala hatimu sudah hadir, jangan lupa meng­ucapkan iqamah kalau engkau salat sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya jamaah yang lain hendak­nya engkau melakukan adzan lalu iqamah.

Apabila eng­kau sudah mengucapkan iqamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu,

 أؤدي فرض الظهر لله تعالى 

“Aku laksanakan salat fardhu dhuhur karena Allah Swt.” 

Usahakan niat tersebut hadir dalam hatimu ketika engkau bertakbir. Jangan sampai niatmu tak kau sadari sebelum takbir selesai. Angkatlah tanganmu saat bertakbir ke arah pipi dan pundakmu dengan telapak tangan dilebarkan (dibuka) danb jari-jari yang tidak dihimpitkan.

Jangan terlalu menempel atau­pun menjauh, sekira-kira ibu jarimu berada di hadapan kedua cuping telingamu, ujung-ujung jarimu berada di atas kuping, serta telapak tangan di atas pundak. Jika kedua telapak tanganmu sudah berada pada posisi ter­sebut, bertakbirlah lalu turunkan kembali dengan perla­han.

Jangan kau hentak­kan tanganmu ke depan secara keras saat diangkat atau diturunkan, dan jangan pula diangkat sampai ke belakang. Selain itu, jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika diturunkan, mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada. Tangan kanan berada di atas yang kiri. Renggangkan jari-jari kananmu di lengan tangan yang kiri. Genggam di atas pergelangan tangan.

Setelah takbir ucapkanlah :

 اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Allah Mahabesar dengan segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Mahasuci Allah pada tiap pagi dan sore."

Diteruskan dengan membaca :

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

"Aku hadapkan wajahku pada Tuhan yang mencipta langit dan bumi dengan lu­rus dan aku bukan dari golongan yang musyrik. Se­sungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintah dan aku ter­masuk dari golongan Islam (menyerah dan patuh).”

Kemudian ucapkanlah :

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Setelah itu, bacalah al-Fatihah dengan tasydidnya. Usahakan untuk membedakan antara huruf dhad dan zha’dalam bacaan sholatmu. Lalu ucapkan آمين se­cara terpisah dengan kata ولا الضالين.

Nyaringkan bacaanmu pada salat subuh, magrib, dan isya. Maksudnya, pada dua rakaat yang pertama, ke­cuali jika engkau menjadi makmum. Jika menjadi mak­mum, nyaringkan bacaan amin.

Dan bacalah dalam sholat subuh setelah bacaan surat al-Fatihah, salah satu surat yang panjang. Dan pada waktu sholat magrib, cukup surat yang pendek. Dan di dalam sholat zhuhur, asar, dan isya, bacalah surat yang pertengahan. Misalnya su­rat al-Buruj dan yang semisalnya.

Dan ketika sholat subuh yang dilaksanakan dalam perjalanan, bacalah surat al­-Kafirun dan surat al-Ikhlas. Jangan engkau sambungkan akhir bacaan surat dengan takbir untuk ruku, tapi pi­sahkan antara keduanya dengan seukuran bacaan سبحان الله.

Dan jadikan saat waktu berdiri, senantiasa menunduk dengan hanya memandang tempat sholatmu. Hal itu, akan membuatmu lebih berkonsentrasi dan membuat hatimu lebih hadir. Jangan engkau menoleh ke kiri atau ke kanan pada saat sedang sholat.

Lalu bertakbirlah untuk ruku. Angkat tanganmu dengan cara yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pan­jangkan bacaan takbir sampai engkau berada pada po­sisi ruku. Lalu, letakkan telapak tanganmu di atas lu­tut sementara jari-jemarimu berada pada posisi yang renggang.

Tegakkan lututmu serta bentangkan pung­gung, leher, dan kepalamu secara lurus seperti lurusnya sebilah papan. Lantas, jauhkan sikumu dari pinggang. Sementara untuk wanita, tidak boleh melakukan seperti itu tetapi hendaknya menempelkan yang satu dengan yang lain.

Lalu ucapkan:

سبحان ربي العظيم

”Mahasuci Tuhanku Yang Maha Agung.”

Bacaan tersebut diucapkan sebanyak tiga kali. Jika engkau sholat sendirian, kalau ditambah sam­pai menjadi tujuh atau sepuluh kali, maka itu baik

Kemudian angkat kepalamu sampai berdiri tegak seraya mengangkat ta­ngan dan membaca:

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

”Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.”

Apabila engkau telah berdiri tegak lurus, ucapkan:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ. مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ. وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

”Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu sepenul langit dan bumi dan sepenuh apa yang Kau kehendak sesudah itu.”

Apabila engkau sedang dalam melakukan sholat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua ketika sudah dalan posisi i’tidal dari ruku.

Lalu, sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Pertama-tama, letakkan kedua lututmu ke bumi diikuti oleh kedua tanganmu lalu dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung bersamaan dengan dahi.

Jauhkan kedua sikumu dari pinggang dan angkat perutmu dari paha. Adapun bagi wanita, jangan melakukan seperti itu. Letakkan kedua tanganmu di atas bumi sejajar dengan pundakmu. Jangan kau bentangkan lenganmu di atas bumi. Dan ucapkan:

سبحان ربي الاعلى

”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi”

sebanyak tiga kali atau tujuh kali atau sepuluh kali jika engkau sholat sendirian.

Lalu, angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan tegak. Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua ta­nganmu di atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan :

رب اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، وَارْزُقْنِي ، وَاهْدِنِي، وَاجْبُرْنِي وَعَافِنِي واعف عني

”Ya Tuhan, ampunilah aku, sayangilah aku, berikar rezeki padaku, berilah petunjuk padaku , tambahkan kekurang­anku, dan maafkanlah daku.”

Kemudian lakukan sujud yang kedua sama seperti sebelumnya. Lalu duduk tegak sebentar untuk istirahat pada setiap rakaat yang tak disertai tasyahud.

Kemudian engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas bumi. Jangan engkau mendahulukan sa­lah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan takbir untuk berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat.

Panjangkan bacaan takbir tersebut sampai pada posisi setengah berdiri. Usahakan agar duduk istirahat tersebut berlangsung sebentar.

Lalu, laksanakan rakaat ke­dua seperti rakaat pertama. Ulangi membaca taawudz ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua un­tuk membaca tasyahud pertama. Letakkan tangan kananmu saat duduk tasyahud, di atas paha kanan dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari.

Berilah isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca إلا الله, bukan pada kata-kata لا إله. Dan engkau letakkan tangan kirimu dengan jari jari terbuka di atas paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri dalam tasyahud pertama ini seperti ketikaduduk antara dua sujud.

Pada tasyahud akhir, duduklah secara tawaruk dan sempurnakan dengan membaca doa yang sudah ma’tsur setelah mengucapkan salawat atas Nabi. Duduklah di atas pang­kal paha yang kiri sementara kaki kirimu keluar dari sisi bawah.

Tegakkan posisi kaki kananmu lalu ucapkan setelah selesai tasyahud:

السلام عليكم ورحمة الله  

dua kali dari ke kanan dan kiri. Menolehlah hing­ga tampak putihnya kedua pipimu dari kedua sisi. Ber­niatlah untuk menyudahi sholat dan niatkan salammu pada para malaikat dan kaum muslim yang berada di sampingmu. Begitulah gerakan salat sendirian.

Tiang penopang sholat adalah kekhusyukan dan ke­hadiran hati disertai bacaan dan dzikir yang dipahami. Ha­san al-Basri rahimahullahberkata, “Setiap salat yang tidak disertai oleh kehadiran hati akan cepat terkena hukum­an.”

Rasul shollallohu alaihi wasallam bersabda, “Seorang hamba adakalanya melakukan sholat tapi ia tidak mendapat seperenam atau sepersepuluh dari sholatnya. Karena, ganjaran sholat bagi seorang hamba sesuai dengan kadar kekhusyuannya.”

============================

LAGI PROMO

Nadzom Alfiyah Terjemah
Terjemah Talim Mutaalim
Terjemah Safinah
Terjemah Riyadush Sholihin
Terjemah Bidayatul Hidayah
==========================
Back To Top